PENAMAAN
DAN PENDEFINISIAN
Penamaan, pengistilahan, pendefinisaian
adalah proses pelambangan suatu konsep untuk mengacu kepada suatu referen. Referen
adalah benda atau orang tertentu yang diacu oleh kata atau untaian kata dalam
kalimat atau konteks tertentu. (KBBI, 2002: 939) Referen yaitu kemampuan kata
untuk mengacu pada makna tertentu. Referensi berhubungan erat dengan makna,
jadi referensi merupakan salah satu sifat makna leksikal. (Veerhaar, 1999: 389)
1.
PENAMAAN
Penamaan atau pemberian nama adalah soal
konvensi atau perjanjian belaka di antara sesama anggota statu masyarakat
bahasa. (Aristoteles) Antara suatu satuan bahasa sebagai lambang, misalnya
kata, dengan sesuatu yang dilambangkannya bersifat sewenang-wenang dan tidak
ada hubungan “wajib” di antara keduanya. Jika sebuah nama sama dengan lambang
untuk sesuatu yang dilambangkannya, berarti pemberian nama itu pun bersifat
arbitrer, tidak ada hubungan wajib sama sekali.
Misalnya antara kata <kuda> dengan
benda yang diacunya yaitu seekor binatang yang biasa dikendarai atau dipakai
menarik pedati, tidak bisa dijelaskan sama sekali. Lagi pula andai kata ada
hubungannya antara lambang dengan yang dilambangkannya itu, tentu orang Jawa
tidak akan menyebutnya <jaran>, orang Inggris tidak akan menyebutnya
<horse>, dan orang Belanda tidak akan menyebutnya <paard>. Tentu
mereka semuanya akan menyebutnya juga <kuda>, sama dengan orang
Indonesia.
Walaupun demikian, secara kontemporer kita
masih dapat menelurusi sebab-sebab atau peristiwa-peristiwa yang melatarbelakangi
terjadinya penamaan atau penyebutan terhadap sejumlah kata yang ada dalam
leksikon bahasa Indonesia.
1)
Peniruan Bunyi
Dalam
bahasa Indonesia ada sejumlah kata yang terbentuk sebagai hasil peniruan bunyi.
Maksudnya, nama-nama benda atau hal tersebut dibentuk berdasarkan bunyi dari
benda tersebut atau suara yang ditimbulkan oleh benda tersebut.
Misalnya,
binatang sejenis reptil kecil yang melata di dinding disebut cecak
karena bunyinya “cak, cak, cak-“. Begitu juga dengan tokek diberi nama
seperti itu karena bunyinya “tokek, tokek”. Contoh lain meong nama
untuk kucing, gukguk nama untuk anjing, menurut bahasa kayak-kanak,
karena bunyinya begitu.
Kata-kata
yang dibentuk berdasarkan tiruan bunyi ini disebut kata peniru bunyi atau onomatope.
2)
Penyebutan Bagian
Penamaan
suatu benda atau konsep berdasarkan bagian dari benda itu, biasanya berdasarkan
ciri khas yang dari benda tersebut dan yang sudah diketahui umum.
Misalnya
kata kepala dalam kalimat Setiap kepala menerima bantuan beras 10
kg. Bukanlah dalam arti “kepala” itu saja, melainkan seluruh orangnya
sebagai satu kesatuan (pars pro toto, menyebut sebagian untuk keseluruhan). Contoh lainnya yaitu kata Indonesia
dalam kalimat Indonesia memenangkan medali emas di olimpiade. Yang
dimaksud adalah tiga orang atlet panahan putra (tótem pro parte, menyebut
keseluruhan untuk sebagian).
3)
Penyebutan Sifat Khas
Penyebutan
sifat khas adalah penamaan sesuatu benda berdasarkan sifat yang khas yang ada
pada benda itu yang hampir sama dengan pars pro toto. Gejala ini merupakan
peristiwa semantik karena dalam peristiwa ini terjadi transposisi makna dalam
pemakaian yakni perubahan dari kata sifat menjadi kata benda. Di sini terjadi
perkembangan yaitu berupa ciri makna yang disebut dengan kata sifat itu
mendesak kata bendanya karena sifatnya yang amat menonjol itu; sehingga
akhirnya, kata sifatnya itulah yang menjadi nama bendanya. Umpamanya, orang
yang sangat kikir lazim disebut si kikir atau si bakhil. Yang
kulitnya hitam disebut si hitam, dan yang kepalanya botak disebut si
botak.
Di
dalam dunia politik dulu ada istilah golongan kanan dan golongan kiri.
Maksudnya, golongan golongan kanan untuk menyebut golongan agama dan golongan
kiri untuk menyebut golongan komunis.
4)
Penemu dan Pembuat
Nama
benda dalam kosa kata bahasa Indonesia yang dibuat berdasarkan nama penemunya,
nama pabrik pembuatnya, atau nama dalam peristiwa sejarah disebut dengan
istilah appelativa.
Nama-nama
benda yang berasal dari nama orang, antara lain, kondom yaitu sejenis
alat kontrasepsi yang dibuat oleh Dr. Condom; mujahir atau mujair yaitu
nama sejenis ikan air tawar yang mula-mula ditemukan dan diternakan oleh
seorang petani yang bernama Mujair di Kediri, Jawa Timur. Selanjutnya, dalam
dunia ilmu pengetahuan kita kenal juga nama dalil, kaidah, atau aturan yang
didasarkan pada nama ahli yang membuatnya. Misalnya, dalil arkhimides, hukum kepler, hukum van der tunk,
dan sebagainya.
Nama
orang atau nama pabrik dan merek dagang yang kemudian menjadi nama benda hasil
produksi itu banyak pula kita dapati seperti aspirin obat sakit kepala, ciba
obat sakit perut, tipp ex koreksi tulisan, miwon bumbu masak, dan lain
sebagainya.
Dari
peristiwa sejarah banyak juga kita dapati nama orang atau nama kejadian yang
kemudian menjadi kata umum. Misalnya kata boikot, bayangkara, laksamana,
Lloyd, dan sandwich. Pada mulanya kata bayangkara adalah
nama pasukan pengawal keselamatan raja pada zaman Majapahit. Lalu, nama ini
kini dipakai sebagai nama korps kepolisian R.I. Kata laksamana yang
kini dipakai sebagai nama dalam jenjang kepangkatan pada mulanya adalah nama
salah seorang tokoh dalam wiracarita Ramayana. Laksamana adik Rama dalam cerita
itu memang terkenal sebagai seorang pahlawan. Kata boikot berasal dari
nama seorang tuan tanah di Iggris Boycott, yang karena tindakannya yang terlalu
keras pada tahun 1880 oleh perserikatan tuan tanah Irlandia tidak
diikutsertakan dalam suatu kegiatan dikatakan orang itu diboikot, diperlakukan
seperti tuan Boycott. Kaat Llyoid seperti yang terdapat pada nama perusahaan
pelayaran seperti Djakarta Lloyd dan Rotterdamse Lloyd diturunkan dari nama
seorang pengusaha warung kopi di kota London pada abad XVII, yaitu Edward
Lloyd. Warung kopi itu banyak dikunjungi oleh para pelaut dan makelar
perkapalan. Maka dari itu namanya dipakai sebagai atribut nama perusahaan
pelayaran yang searti dengan kata kompeni atau perserikatan, khususnya
perserikatan pelayaran.
Kata
Sandwich, yaitu roti dengan mentega dan daging didalamnya, berasal
dari nama seorang bangsawan Inggris Sandwich. Dia seorang penjudi berat, yang
selalu membawa bekal berupa roti seperti di atas agar dia bisa tetap sambil
tetap bermain.
5)
Tempat Asal
Sejumlah
nama benda dapat ditelusuri berasal dari nama tempat asal benda tersebut.
Misalnya kata magnit berasal dari nama tempat Magnesia; kata
kenari, yaitu nama sejenis burung, berasal dari nama pulau kenari di
Afrika; kata sarden atau ikan sarden, berasal dari nama pulau Sardinia
di Italia; kata klonyo berasal dari au de Cologne artinya air dari
kuelen, yaitu nama kota di Jerman Barat.
Banyak
juga nama piagam atau prasasti yang disebut berdasarkan nama tempat penemuannya
seperti piagam kota Kapur, prasasti kedudukan bukit, piagam Telaga Batu dan
piagam Jakarta. Selain itu ada juga
kata kerja yang dibentuk dari nama tempat, misalnya, didigulkan yang berarti di
buang ke Digul di Irian jaya; dinusakambangkan, yang berarti di bawa atau
dipenjarakan di pulau Nusakambangan.
6)
Bahan
Ada
sejumlah benda yang namanya diambil dari nama bahan pokok benda itu. Misalnya,
karung yang dibuat dari goni yaitu sejenis serat tumbuh-tumbuhan yang dalam
bahasa latin disebut Corchorus capsularis, disebut juga goni atau guni.
Contoh
lain, kaca adalah nama bahan. Lalu barang-barang lain yang dibuat dari
kaca seperti kaca mata, kaca jendela, dan kaca spion. Bambu runcing
adalah nama sensata yang digunakan rakyat Indonesia dalam perang kemerdekaan
dulu. Bambu runcing dibuat dari bambu yang ujungnya diruncingi sampai
tajam. Maka di sini nama bahan itu, yaitu bambu, menjadi nama alat sensata itu.
7)
Keserupaan
Dalam
praktek berbahasa banyak kata yang digunakan secara metaforis. Artinya kata itu
digunakan dalam suatu ujaran yang maknanya dipersamakan atau diperbandingkan
dengan makna leksikaldari kata itu.
Misalnya
kata kaki pada frase kaki meja dan kaki kursi dan ciri “terletak pada bagian
bawah”. Contoh lain kata kepala pada kepala kantor, kepala surat dan kepala
meja. Disini kata kepala memiliki kesamaan makna dengan salah satu komponen
makan leksikal dari kata kepala itu, yaitu “bagian yang sangat penting pada
manusia” yakni pada kepala kantor, “terletak sebelah atas” yakni pada kepala
surat, dan “berbentuk bulat” yakni pada kepala paku. Malah kemudian, kata-kata
seperti kepala ini dianggap sebagai kata yang polisemi, kata yang memiliki
banyak makna.
8)
Pemendekan
Penamaan
yang didasarkan pada hasil penggabungan unsur-unsur huruf dan beberapa suku
kata yang digabungkan menjadi satu. Misalnya rudal untuk peluru
kendali, iptek untuk ilmu pengetahuan dan teknologi, dan tipikor
untuk tindak pidana korupsi. Kata-kata
yang terbentuk sebagai hasil pemendekan ini lazim disebut akronim.
9)
Penamaan Baru
Penamaan
baru dibentuk untuk menggantikan kata atau istilah lama yang sudah ada karena
kata atau istilah lama yang sudah ada dianggap kurang tepat, kurang rasional,
tidak halus atau kurang ilmiah.
Misalnya,
kata pariwisata untuk menggantikan kata turisme, darmawisata
untuk piknik, dan karyawan untuk mengganti kata kuli
atau buruh. Penggantian kata gelandangan menjadi tuna
wisma, pelacur menjadi tunasfusila, dan buta huruf
menjadi tuna aksara adalah karena kata-kata tersebut dianggap kurang
halus; kurang sopan menurut pandangan dan norma sosial. Proses penggantian nama
atau penyebutan baru masih akan terus berlangsung sesuai dengan perkembangan
pandangan dan norma budaya yang ada di dalam masyarakat.
2.
PENGISTILAHAN
Berbeda dengan proses penamaan atau
penyebutan yang lebih banyak berlangsung secara arbitrer, mka pengistilahan
lebih banyak berlangsung menurut statu prosedur. Ini terjadi karena
pengistilahan dilakukan untuk mendapatkan “ketepatan” dan “kecermatan” makna
untuk statu bidang kegiatan atau keilmuan.
Istilah memiliki makna yang tepat dan
cermat serta digunakan untuk satu bidang tertentu, sedangkan nama masih
bersifat umum.
Misalnya kata <telinga> dan
<kuping> sebagai nama yang dianggap bersinonim. Tetapi dalam bidang
kedokteran telinga dan kuping digunakan sebagai istilah untuk acuan yang berbeda;
telinga adalah alat pendengaran bagian dalam, sedangkan kuping adalah bagian
luarnya.
3.
PENDEFINISIAN
Pendefinisaian adalah usaha yang
dilakukan dengan sengaja untuk mengungkapkan dengan kata-kata akan suatu benda,
konsep, proses, aktivitas, peristiwa, dan sebagainya. Berdasarkan taraf
kejelasannya, definisi diklasifikasikan menjadi 5 yaitu:
1)
Definisi Sinonimis
Suatu
kata didefinisikan dengan sebuah kata lain yang merupakan sinonim dari kata
tersebut. Contoh: kata ayah didefinisikan dengan kata bapak.
Ketidakjelasan definisi ini adalah karena definisi yang diberikan bersifat
berputar balik (circum of means).
2)
Definisi Formal
Dalam
definisi formal ini, konsep atau ide yang akan didefinisikan itu disebutkan
terlebih dahulu sebuah ciri umumnya, lalu disebutkan pula sebuah ciri khusus
yang menjadi pembeda dengan konsep atau ide lain yang sama ciri umumnya.
Misalnya
kata bis konsep/ide ciri
umum Ciri khusus bis kendaraan umum
dapat memuat banyak penumpang.
Ciri
khusus yang menjadi pembeda ini dapat berupa salah satu unsur yang terdapat
pada konsep yang didefinisikan itu, seperti unsur kuantitas (misalnya banyak
penumpang pada definisi bis), atau juga unsur tujuan, bahan, kegunaan,
kerja, kualitas, dan sebagainya.
Definisi
formal ini pada taraf tertentu memang sudah cukup jelas, tetapi pada taraf yang
lebih jauh seringkali tidak memuaskan. Umpamanya definisi bis di atas
yang dikatakan adalah kendaraan umum dan dapat memuat banyak penumpang.
Definisi itu belum bisa menjelaskan bedanya bis dengan kereta api
dan pesawat terbang.
Kelemahan
definisi formal di atas dapat diatasi dengan pendefinisian yang lebih luas,
yaitu dengan membuat definisi logis dan definisi ensiklopedis.
3)
Definisi Logis
Definisi
logis mengidentifikasi secara tegas objek, ide atau konsep yang didefinisikan
itu sedemikian rupa, sehingga objek tersebut berbeda secara nyata dengan
objek-objek lain. Definisi logis ini biasa terdapat dalam buku-buku pelajaran,
dan karena itu sifatnya (agak) ilmiah.
Contoh:
air adalah zat cair yang jatuh
dari awan sebagai hujan, mengaliri sungai, menggenangi danau dan lautan,
meliputi dua pertiga bagian dari permukaan bumi, merupakan unsur pokok dari
kehidupan, campuran oxida hidrogen H2O, tanpa bau, tanpa bau, tanpa rasa dan
tanpa warna, tetapi tampak kebiru-biruan pada lapisan yang tabal, membeku pada
suhu nol derajat Celsius, mendidih pada suhu 100 derajat Celsius, mempunyai
berat jenis maksimum pada 4 derajat Celsius.
4)
Definisi Ensiklopedis
Definisi
ensiklopedis lebih luas lagi dari definisi logis sebab definisi ensiklopedis
ini menerangkan secara lengkap dan jelas serta cermat akan segala sesuatu yang
berkenaan dengan kata atau konsep yang didefinisikan. Contoh: air
adalah persenyawaan hidrogen dan oksigen, terdapat di mana-mana, dan
dapat berwujud: (1). Gas, seperti uap air; (2). Cairan, seperti air yang
sehari-hari dijumpai; (3). Padat, seperti es dan salju. Air merupakan zat
pelarut yang baik sekali dan paling muarh, terdapat di alam dalam keadaan tidak
murni. Air murni berupa cairan yang tidak berbau, tidak berasa dan tidak
berwarna. Pada suhu 4 derajat celcius air mencapai maksimum berat jenis; dan 1
cm3 beratnya 1 gram. Didinginkan sampai nol derajat celcius atau 32
derajat farenheit, air berubah menjadi es yang lebih ringan daripada air. Air
mengembang sewaktu membeku. Bila dipanaskan sampai titik didih (100 derajat
celcius atau 212 derajat fahrenheit), air berubah menjadi uap. Air murni
bukanlah konduktor yang baik. Dia merupakan persenyawaan dua atom hydrogen dan
satu atom oksigen; rumus kimianya H2O. Kira-kira 70% dari permukaan bumi
tertutup air. Manusia, binatang, dan tumbuh-tumbuhan memerlukan air untuk
hidup. Tenaga air mempunyai arti ekonomi yang besar.
5)
Definisi Batasan/ Definisi Operasional
Jenis
definisi lain banyak dibuat dan digunakan orang adalah definisi yang sifatnya
membatasi (di sini kita sebut juga definisi batasan). Definisi ini dibuat orang
untuk membatasi konsep-konsep yang akan dikemukakan dalam suatu tulisan atau
pembicaraan. Oleh karena itu, sering juga disebut definisi operasional.
Definisi
ini hanya digunakan untuk keperluan tertentu, terbatas pada suatu topik
pembicaraan, umpamanya: Yang
dimaksud dengan air dalam tulisan ini adalah zat cair yang merupakan
kebutuhan hidup manusia sehari-hari, seperti untuk makan, untuk minum, mandi,
dan cuci.
Yang
dimaksud dengan air dalam pembahasan ini adalah segala zat cair yang
terdapat di dalam tumbuh-tumbuhan, baik yang ada di dalam batang (seperti air
tebu), maupun yang ada di dalam buah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar